March 29, 2024

Anak Muda Jadi Penentu Kesehatan Ruang Digital

Jakarta, Kominfo – Dunia internet dan media sosial bisa menjadi sangat baik dan bisa bermanfaat bagi negara dan bangsa bergantung kepada anak muda. Bahkan kesehatan ruang digital juga ditentukan dari perilaku anak muda.

Staf Khusus Menteri Kominfo Bidang Digital dan SDM Dedy Permadi menyatakan internet bisa menjadi buruk atau penuh dengan hoaks tau pencurian data pribadi karena perilaku anak muda.

“2/3-nya adalah disumbang oleh anak muda. Jadi kita semua ini menentukan sehatnya ruang digital di Indonesia. Kita, anak-anak muda menentukan sehatnya ruang digital,” tegasnya Webinar: Digital Governance dengan tema Bijak Bermedia Sosial, Bijak Sharing Data: Paham? yang diselenggarakan Siberkreasi di Jakarta, Sabtu (12/09/2020).

Staf Khusus Menteri Kominfo Bidang Digital dan SDM menegaskan anak muda bisa menjadi penentu kesehatan ruang digital sesuai konsep yang dijabarkan Professor Helen Marget dari Universitas Oxford.

“Beliau salah  satu idola saya. Beliau mengatakan satu konsep yang namanya Micro Donation, yaitu bahwa ruang digital ini sangat tergantung pada donasi- donasi mikro atau dia sebut sebagai tiny act. Tiny Act itu aktiiftas-aktifitas kecil yang sebetulnya kalau dikumpulkan 175,4 juta pengguna internet itu akan sangat menentukan kondisi dan kesehatan ruang digital kita,” paparnya.

Lebih lanjut Staf Khusus Dedy menyatakan kalau tiny actnya jelek-jelek, buruk-buru, hoaks, perjudian, pencurian data, dsb maka kotorlah ruang digital itu.  “Sedangkan kalau tiny act-nya atau micro donationnya yang disumbangkan adalah yang positif seperti lagu jingle Siberkreasi, tentu ruang digital kita akan lebih sehat. Itulah konsep Micro Donation,” ungkapnya.

Staf Khusus Dedy kembali menambahkan bahwa yang bisa didonasikan untuk bangsa dan negara kita ini tidak harus sesuatu yang  konvensional. “Tetapi di era digital ini donasi kita berupa apa teman-teman? Tiny Act, yangbisa berupa share, like, post, retweet, dsb, membuat konten, serta sharing materi di media sosial. Itu adalah tiny act yang kita lakukan dan itulah yang menentukan kondisi ruang digital kita,” tandasnya.

Webinar yang diselenggarakan bersama antara Kementerian Kominfo dan Siberkreasi yang sebagian besar peserta adalah orang-orang muda, Staf Khusus Dedy kembali menyatakan bahwa apabila kita melihat profile saat ini ada 175,4 juta  pengguna internet di Indonesia atau setara dengan 60% total populasi Indonesia yang meningkat sekitar 20% dari tahun yang lalu atau meningkat 17% .

“Nah, ini luar biasa perkembanganya dari jumlah tersebut ada 160 juta yang menggunakan media sosial setara dengan 59% dari total populasi Indonesia atau meningkat sekitar 12 juta atau 8,1% dari tahun sebelumnya,” paparnya.

Staf Khusus Dedy menambahkan lagi bahwa apabila ditanya siapa yang menggunakan, anak muda, sebagian besar atau  sekitar 2/3 dari total pengguna internet di Indonesia. “Jadi kalau ditanya siapa ‘penguasa’ internet  dan media sosial di Indonesia. Jawabnya, adalah anak muda, karena range antara 13 sampe 18 tahun menguasai sekitar 16,6% dari total pengguna internet sedangkan usia  19 sampe 34 tahun itu menguasai sekitar 49,5% dari total pengguna internet,”ungkapnya.

Staf Khusus Menkominfo itu menilai bahwa ini merupakan tanggung jawab ada di kita bersama dengan generasi kita untuk menjadikan profile atau potret media sosial dan internet  menjadi baik atau buruk.

Kejahatan Siber

Pada kesempatan tersebut Staf Khusus Menkominfo Bidang Digital dan SDM itu juga mengungkapkan mengenai kejahatan siber. “Kalau kita bilang tentang kejahatan siber. Ini ada data dan fakta yang membuat merinding. Karena sampai dengan 11 September 2020 ini ada 2.690 000 kejahatan siber di dunia. Di Indonesia sendiri ada sekitar 2.930,” ungkapnya.

Sementara itu apabila memperhatikan di level serangan siber tentu saja berbeda dengan kejahatan siber.

“Serangan siber yang teridentifikasi oleh BSNN, Januari – April 2020 adalah nilainya sangat besar 88.414.000 lebih seragan siber yang sebagian besar adalah trojan activity, pengiriman malware  ke sistem-sistem elektronik kita,” paparnya.

Staf Khusus Dedy menilai bahwa ini menjadi satu pekerjaan rumah yang luar biasa besar buat Indonesia, belum lagi yang kedua dengan pencurian data pribadi, kebocoran data pribadi yang juga saat ini sangat marak.

“Apa sebetulnya solusinya untuk yang tadi yah, potret digital kita yang begitu intensif menggunakan media sosial dan internet kemudian ada tantangan keamanan siber  dan juga pencurian data pribadi. Yang kita lakukan adalah sebetulnya adalah harus sangat komprehensif,” pungkasnya.