September 8, 2024

Diskominfo SP Ngawi Mengikuti Cybersecurity Education Training

Diskominfo SP Ngawi yang diwakili oleh pelaksana pada Bidang Persandian dan Bidang Aptika mengikuti Cybersecurity Education Training Tahun 2024 yang diselenggarakan oleh UNS bekerja sama dengan National Chung Hsing University Taiwan, Rapixus, dan Solo Technopark, Selasa – Rabu, (28 -29/5/24) di Cybersecurity Hub, Gedung Solo Trade Center lantai 2, Solo Technopark.

Acara dibuka oleh Dekan Fatisda UNS, Drs. Harjana, M.Si., M.Sc., Ph.D. dan dihadiri Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian Kota Surakarta, Heny Ermawati, S.H., M.Hum., Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) UNS, Prof. Drs. Bambang Harjito, M.App.Sc., Ph.D.

Dekan Fatisda UNS dalam sambutannya menyampaikan perkembangan teknologi mirip dengan Hukum Newton II, yaitu bila ada aksi maka akan terjadi reaksi sama halnya perkembangan teknologi yang pesat saat ini,
“Namun, seiring hal tersebut, peretasan dan pencurian data juga semakin canggih,” katanya.

Keamanan siber atau cybersecurity menurut Harjana telah menjadi isu global yang mempengaruhi semua sektor, termasuk pemerintahan.

Masih dijelaskan Harjana pelaksanaan Cybersecurity Education Training Tahun 2024 sebagai wujud kerja sama berbagai pihak ini diharapkan dapat terus berlanjut dengan hadirnya kegiatan yang lainnya.

“Kami harapkan kerja sama ini tidak hanya berhenti sampai di sini saja. Tetapi juga dapat ditindaklanjuti dengan kegiatan yang lain. Pelatihan keamanan siber semacam ini berguna dalam menjaga data. Seperti yang kita tahu, perkembangannya cepat sekali. Paling tidak para peserta mendapatkan dasar keilmuan,” lanjutnya.

Sementara dosen S-1 Program Studi (Prodi) Informatika Fatisda UNS, Winarno, S.Si., M.Eng, sebagai pemateri juga menjelaskan tujuan kegiatan ini bukan untuk melakukan tindak kejahatan, tapi untuk transfer ilmu pengetahuan, terutama dalam mencegah dan menanggulangi serangan siber.

Tidak hanya itu, Winarno juga menerangkan sejumlah aspek penting dalam cybersecurity, diantaranya dimulai dari attacks, threats, dan vulnerabilities.

“Ada berbagai jenis serangan siber yang sering terjadi, mulai dari malware, phishing, hingga ransomware,” tuturnya.

Pengetahuan mengenai ancaman ini, ditandaskan Winarno sangat krusial untuk mengenali dan mengatasi kerentanan sistem secara efektif.

“Sistem yang baik bukan hanya yang berfungsi dengan baik, tetapi juga yang dapat bertahan dari berbagai serangan,” ungkapnya.

Pelatihan dilanjutkan dengan sesi praktik Comptia Security++ yang dipandu oleh Bagus Setiawan, S.Si. dengan memberikan kesempatan peserta untuk menerapkan pengetahuan yang telah mereka peroleh melalui simulasi dan latihan langsung.

Ditambahkan Bagus praktik ini dirancang untuk memperkuat pemahaman peserta mengenai protokol keamanan dan teknik perlindungan data.

“Praktik langsung sangat penting untuk memahami betul bagaimana konsep-konsep keamanan diterapkan dalam situasi nyata. Melalui latihan ini, peserta dapat lebih siap menghadapi tantangan keamanan siber di dunia kerja,” ujarnya. (Persandian)