Evaluasi Program Restu Ibu Dan Pendampingan Ibu Hamil Kurang Energi Kronis Secara Signifikan Turun
NGAWI. Bupati Ngawi Budi Sulistyono mulai tahun 2013 telah mencanangkan Program Restu Ibu. Program tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap penurunan gizi buruk di Kabupaten Ngawi. Upaya Bupati dalam menekan kurang gizi, gizi buruk ini dengan melakukan pendampingan sebagai orang tua asuh mulai dari Bupati, Wakil Bupati, Sekda hingga Kepala OPD, Camat, Kepala Puskesmas dan Bidan. Secara berkala orang tua asuh memonitor tumbuh kembang anak kurang gizi dan gizi buruk ini sehingga dapat diantisipasi penanganannya.
Pada tahun 2018 ini Program Restu Ibu juga dilakukan terhadap pendampingan ibu hamil kurang energi kronis. Ibu hamil (BUMIL) Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan ibu hamil kekurangan gizi yang akan berdampak buruk pada kandungannya sehingga bisa menyebabkan bayi lahir prematur, berat badan bayi lahir rendah (BBLR), cacat bawaan pada bayi bahkan dapat menyebabkan kematian bayi. Faktor yang mempengaruhi seorang Bumil menderita kekurangan gizi diantaranya pola makan yang kurang baik, pengetahuan yang terbatas serta kendala ekonomi.
Untuk itu Pemerintah Kabupaten Ngawi melalui Dinas Kesehatan menyelenggarakan “Evaluasi Program Restu Ibu dan Pendampingan Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronis bertempat di Pendopo Wedya Graha 21/02/2018.
Hadir pada acara ini Bupati Ngawi Budi Sulistyono, Wakil Bupati Ony Anwar Harsono, Sekda Mokh. Sodiq Triwidiyanto, Ketua DPRD Dwi Riyanto Djatmiko, Ketua TP PKK Kabupaten Ngawi Ibu Antiek Budi Sulistyono beserta Ketua TP PKK Kecamatan se Kabupaten Ngawi, Kepala OPD Kabupaten Ngawi, Camat se Kabupaten Ngawi, Kepala Puskesmas se Kabupaten Ngawi, Kepala UPT Dinkes serta Bidan koordinator se- Kabupaten Ngawi.
Pada kesempatan ini Bupati Budi Sulistyono menyampaikan bahwa kurang gizi dan gizi buruk adalah problem kita semua. Pemerintah Daerah harus mempersiapkan sejak awal supaya generasi yang akan datang berkualitas. “Tahun 2013 terdeteksi sekitar 400 anak kurang gizi dan gizi buruk, untuk mengatasi gizi buruk ini tidak hanya Dinas Kesehatan yang menangani tapi menjadi tanggungjawab Pemerintah dan semua insan di Kabupaten Ngawi. Untuk penanganan gizi buruk 400 anak ini dibagi menjadi beberapa klaster sejauh mana gizi buruknya atau ada penyebab penyakit lainnya, maka dibedakan apabila itu karena penyakit perlu perawatan sesuai standart anak. Dari 400 anak yang kita bagi mengasuhnya mulai tahun 2013 setelah diadakan evaluasi tinggal 56 anak yang perlu penanganan khusus”, jelasnya.
“Tentang penanganan resiko ibu hamil perlu adanya perhatian pada asupan gizi, berat badannya, atau penyakit yang dideritanya, untuk itu perlu dicari penyebabnya agar sehat dalam melahirkan, ” ujar Budi Sulistyono Bupati Ngawi. (Kominfo)