Peringatan Isro’ Mi’roj Dalam Toleransi Beragama Dan Memperkokoh 4 Pilar Kebangsaan
Ngawi – Bagi umat Islam di seluruh belahan bumi ini, peristiwa Isro’ Mi’roj yang dilakukan Nabi Muhammad SAW merupakan peristiwa penting bagi umat islam, karena dalam peristiwa ini Nabi Muhammad mendapatkan perintah untuk melaksanakan solat lima waktu. Untuk memperingati peristiwa besar itu Pemerintah Kabupaten Ngawi melalui Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah menggelar peringatan isro’ mi’roj yang di Pendopo Wedya Graha Kabupaten Ngawi, kamis 28 april 2017. Acara dihadiri Bupati Ngawi Budi Sulistyono, Wakil Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono, Plt. Sekda Mokh. Sodiq Triwidiyanto, Ketua DPRD Dwi Riyanto Djadmiko, Pimpinan Pondok Pesantren Mahasiswa Al Jihad Surabaya Kyai Haji Imam Hambali, unsur Forpimda, Staf Ahli, Asisten, Kepala OPD, Camat se Kabupaten Ngawi Ketua Ormas Keagamaan, Kepala Sekolah serta pegawai lingkup Pemda Ngawi.
Bupati Ngawi Budi Budi Sulistyono dalam sambutannya mengatakan bahwa tugas dan kewajiban untuk membangun bangsa ini, khususnya Kabupaten Ngawi untuk menjadi Kabupaten yang selalu ramah masyarakatnya, bertaqwa, aman, adil, sejahtera dan menjadi Kabupaten yang spektakuler dalam kebaikan. Pada hakekatnya, hikmah peringatan Isro’ yang terpenting adalah jangan lupa dengan wahyu yang diterima Nabi Muhammad SAW pada saat Isro’ Mi’roj yaitu sholat Fardhu lima waktu dalam sehari semalam. Karena sebagai umat Islam haruslah wajib melaksanakannya dan tidak boleh sekalipun meninggalkannya bagaimanapun kondisi dan keadaannya, karena dengan solat kita dididik dan dilatih untuk selalu bersih badan, pakaian, dan pikiran dari hadats, najis, kotoran dan sifat – sifat yang tidak baik.
Pentingnya solat Fardhu dapat dilihat dari cara diturunkannya perintah solat, jelas sekali bahwa perintah solat fardhu jauh lebih penting dan utama dari perintah Allah yang lainnya, karena perintah Solat ini langsung diberikan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW tanpa melalui malaikat Jibril. Disamping itu dengan solat yang baik dan benar, maka akan mempunyai akhlak yang terpuji dan mampu mencontoh apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW yang merupakan merupakan “Uswatun Hasanah” atau tauladan bagi seluruh umatnya dalam memimpin, membina, melayani umat/masyarakat, baik yang beragama Islam maupun non Islam.
Lebih lanjut Budi Sulistyono menyampaikan bahwa para tokoh pendiri bangsa bersama dengan para ulama sadar dan sepakat dengan keaneka ragaman dan perbedaan yang ada dalam bangsa Indonesia harus dipersatukan sehingga menjadi kekuatan yang sangat dahsyat. Untuk itulah, dalam peringatan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW ini diambil tema “Kedewasaan dalam toleransi beragama, dapat memperkuat Ukhuwah Islamiyah dalam rangka memperkokoh 4 pilar kebangsaan Indonesia”. Hal ini untuk melecut semangat kita selaku umat Islam yang harus berada di garis terdepan dalam menggalang persatuan dan kebersamaan dengan seluruh elemen bangsa, termasuk juga dalam merefleksikan kesepakatan – kesepakatan dasar bangsa Indonesia yang tercakup dalam 4 pilar kebangsaan Indonesia yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan
Bhineka Tunggal Ika. “ Kita semua harus sadar, bahwa bangsa Indonesia telah ditakdirkan oleh Allah SWT menjadi bangsa yang majemuk, plural, multi etnis, dan agama dan ini haruslah di syukuri sebagai berkah bagi warga sebagai bangsa Indonesia”, jelas Bupati. Untuk itulah kita selalu mengembangkan sikap toleransi dan saling menghormati untuk menjaga kerukunan dan kebersamaan antar elemen bangsa yang pada akhir – akhir ini sering terjadi gangguan – gangguan kecil yang muaranya akan meretakkan konstruksi NKRI yang Berbhineka Tunggal Ika. Mengakhiri sambutannya Bupati Budi Sulistyono mempersilahkan Kyai Haji Imam Hambali untuk memberikan pencerahan dan Tausiyahnya.
Dalam tausiyahnya Kyai Haji Imam Hambali mengatakan bahwa ibadah solat yang perintahnya langsung diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW pada saat menjalankan Isro’ Mi’roj adalah solat lima waktu sehari semalam. Kyai Haji Imam Hambali mengajak kita untuk mengevaluasi diri sendiri apakah ibadah kita yang selama ini kita jalankan sudah sesuai dengan perintah Allah SWT agar kehidupan kita di jalan yang benar dan menjauhi laranganNYA seperti yang diteladankan oleh Nabi Muhammad SAW. Sedangkan dalam toleransi beragama kita jalin tali silahturahmi, saling menghormati dan bersatu membangun bangsa demi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Lebih lanjut KH. Imam Hambali mengatakan bahwa dengan kemajemukan dan perbedaan, persatuan dan kesatuan akan semakin kokoh untuk menjadi bangsa yang besar disegani di seluruh dunia. Karena Islam adalah agama yang Universal, sempurna, dinamis, lentur, elastis dan selalu dapat menyesuaikan dengan situasi dan kondisi. Islam juga dikenal sebagai salah satu agama yang akomodatif terhadap tradisi lokal. Islam di bawa Nabi Muhammad SAW kepada seluruh manusia dalam segala aspek kehidupan sosial politik. Universalisme Islam yang dimaksud adalah bahwa risalah Islam ditujukan untuk semua umat, segenap ras dan bangsa serta untuk semua lapisan masyarakat.(rsg)