Sosialisasi Keamanan Informasi bagi Pelajar SMAN 2 Ngawi
Edukasi keamanan informasi sangat penting bagi pelajar karena pelajar seringkali berbagi informasi pribadi secara online. Edukasi tentang keamanan informasi membantu mereka memahami cara melindungi data pribadi dari pencurian dan penyalahgunaan. Dengan pengetahuan tentang ancaman siber, pelajar dapat lebih waspada dan menghindari situasi berbahaya. Edukasi keamanan informasi mengajarkan pelajar cara menggunakan teknologi secara bertanggung jawab, termasuk etika penggunaan media sosial dan pengelolaan akun online.
Mengingat pentingya keamanan digital tersebut Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian Kabupaten Ngawi melalui Bidang Persandian dan Keamanan Informasi menyelenggarakan Sosialisasi Edukasi Kesadaran Keamanan Informasi bagi Pelajar Kabupaten Ngawi di Aula SMA Negeri 2 Ngawi, pada Senin (28/10/24) yang diikuti para siswa dan siswi SMA Negeri 2 Ngawi.
Dalam sambutannya, Kepala SMA Negeri 2 Ngawi Drs. Makmun Fatoni, M.Pd., menyampaikan bahwa bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober ini, para pemuda yang notabene pelajar SMA Negeri 2 Ngawi bersyukur mendapat kesempatan untuk mengikuti edukasi kesadaran keamanan informasi. Dengan memanfaatkan dunia digital secara bijak, beliau berharap pelajar dapat memperkaya pengalaman belajar mereka dan mempersiapkan diri untuk masa depan yang lebih baik.
“Selain itu dengan kehadiran para taruna bertatap muka secara langsung di sekolah kita dapat memperkenalkan keberadaan Politeknik Siber dan Sandi Negara. Hal ini bisa memberikan wawasan, pengetahuan, dan rencana pilihan bagi para pelajar yang akan melanjutkan jenjang pendidikan pasca SMA,” pungkasnya.
Wurianto Saksomo, Kepala Bidang Persandian dan Keamanan Informasi, dalam pengantarnya menyampaikan bahwa dunia digital sangat penting bagi pelajar karena dengan internet pelajar dapat mengakses berbagai sumber informasi, jurnal, artikel, dan buku yang membantu dalam proses belajar. Selain itu banyak platform e-learning menyediakan kursus yang memungkinkan pelajar untuk belajar kapan saja dan di mana saja sehingga meningkatkan fleksibilitas belajar.
“Namun perlu diingat,” pesan Wurianto, “meskipun dunia digital menawarkan banyak manfaat, kita harus menyadari dan mengelola risiko yang ada agar dapat terhindar dari potensi negatifnya, misalnya penyebaran informasi salah yang menyebabkan kemungkinan penyebaran hoaks atau informasi yang tidak akurat. Selain itu juga adanya risiko kebocoran data pribadi dan serangan siber yang dapat merugikan individu dan organisasi.”
Kemudian acara dilanjutkan dengan paparan, simulasi serangan siber, tanya jawab, dan pembagian door prize oleh taruna Politeknik Siber dan Sandi Negara, di antaranya Muhammad Lucky, Ferdinand Setyo, Syifa Jauza, dan Rheva Anindya dengan topik pentingnya menjaga data pribadi di era digital. (Persandian)