November 24, 2024

RSN : Talkshow Bersama BPS “Angka Kemiskinan Ngawi Turun”

Lagi, Radio Suara Ngawi, hadirkan Talkshow dengan narasumber Bagas Susilo Kepala BPS Ngawi, Jumat (9/08/24).

Dikatakan Bagas, saat ini betdasarkan data terbaru angka kemiskinan di Kabupaten Ngawi mengalami perubahan signifikan. “BPS menggunakan berbagai metode dan data untuk menghitung tingkat kemiskinan, memberikan gambaran mendetail mengenai kondisi ekonomi masyarakat,” jelasnya.

Bagas juga mengungkapkan laporan terbaru BPS Ngawi, persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan mengalami penurunan. “Data ini menunjukkan upaya pemerintah dan berbagai pihak dalam mengurangi angka kemiskinan di daerah ini,” tuturnya.

Namun demikian, ditandaskan Bagas tantangan tetap ada, terutama dalam hal distribusi bantuan sosial dan program pemberdayaan ekonomi.

Terkait metode penghitungan, diterangkanBagas BPS menggunakan beberapa metode untuk menghitung kemiskinan, diantaranya garis yang ditentukan berdasarkan kebutuhan konsumsi minimum untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, dan papan. “Kemudian penduduk yang pengeluarannya berada di bawah garis ini dianggap miskin,” bebernya.

Disamping itu juga dengan melalui Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), lanjut Bagas BPS melakukan survei secara berkala untuk mengumpulkan data tentang pengeluaran dan konsumsi rumah tangga.
“Data ini digunakan untuk menentukan garis kemiskinan dan menganalisis tren kemiskinan,” lanjutnya.

Lalu, untuk menghitung indeks kemiskinan Bagas mengutarakan juga mencakup kedalaman dan keparahan kemiskinan.

” Ini memberikan wawasan lebih dalam mengenai distribusi kemiskinan di masyarakat,” terangnya.

Sementara pendataan untuk menghitung kemiskinan, disampaikan Bagas, BPS menggunakan data kemiskinan yang dikumpulkan melalui
Survei Rumah Tangga, melalui wawancara dan pengisian kuesioner yang
mencakup pengeluaran, pendapatan, dan kondisi hidup.
“Sedangkan data sekunder BPS memanfaatkan data dari sumber lain seperti laporan pemerintah daerah dan lembaga non-pemerintah yang relevan,” ujarnya.

Sedangkan untuk pemantauan dan evaluasi, Bagas menuturkan bahwa data kemiskinan terus dipantau dan dievaluasi untuk memastikan akurasi dan relevansi. “Proses ini melibatkan pembaharuan data secara periodik untuk menyesuaikan dengan perubahan kondisi ekonomi dan sosial.
Dengan metodologi yang komprehensif ini, BPS Ngawi berusaha memberikan gambaran yang akurat tentang kemiskinan dan mendukung upaya pemerintah dan masyarakat dalam mengatasi masalah ini,” jelasnya panjang lebar.

Bagas berharap Pemerintah dapat menggunakan data ini untuk merancang kebijakan yang lebih efektif dalam mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk.(IKP)