Festival 115 Dalang Cilik Ngawi Pecahkan Rekor Muri
Ngawi- Festival dalang cilik di Kab. Ngawi pecahkan rekor Muri dengan 115 dalang cilik yang manggung bersama dan kelir sepanjang 120 meter di Alun-alun Kab. Ngawi, kamis 7/9/2017. Hadir dalam acara ini Wakil Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono, Ketua DPRD Dwi Riyanto Djatmiko, Sekda Mokh.Sodiq Triwidiyanto, senior manager Muri( Museum Rekor Indonesia) Sri hidayati, Unsur Forpimda, Kepala OPD Kabupaten Ngawi dan Camat se Kabupaten Ngawi.
Festival dalang cilik yang diselenggarakan Pemerintah Kab. Ngawi melalui Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga diikuti oleh anak-anak berusi 10 sampai dengan 12 tahun dari 19 Kecamatan yang ada di Kab. Ngawi. Tampak kekompakan anak-anak yang duduk bersila menghadap kelir sepanjanag 120 meter dengan memaikan sebuah wayang kulit.
Pada kegiatan ini Plt. Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Yulianto Kusprasetyo dalam laporannya menyampaikan tujuan diadakannya festival dalang cilik, yang pertama yakni untuk mensukseskan program Ngawi Visit Year 2017, kedua memberikan ruang kepada seniman-seniman muda khususnya anak-anak dalam mengembangkan potensi dalam dunia seni dan terakhir kegiatan ini bertujuan untuk memecahkan rekor Muri dengan menampilkan 115 dalang cilik yang manggung serentak di kelir sepanjang 120 meter sebagai bentuk implementasi Kab. Ngawi yang secara rutin melakukan pembinaan dan pelatihan kepada anak-anak untuk belajar seni wayang kulit khususnya dalang.
Wakil Bupati Ony Anwar Harsono dalam sambutannya mengatakan rasa syukur dan bangga atas kado yang luar biasa dari pemecahan rekor muri dalang cilik dalam HUT Ngawi ke 659. Selain rekor MURI dalang cilik, juga diramaikan Festival Dalang Remaja Nasional yang diikuti 12 kabupaten/kota.
Ony Anwar mengaku pemecahan rekor MURI ini diraih setelah sebelumnya dipegang Pemkot Solo dengan 11 dalang dengan kelir 63.5 meter. Lebih lanjut Mas Ony panggilan akarab wakil bupati menyampaikan bahwa dengan menumbuhkembangkan kesenian pewayangan dapat mengajarkan pendidikan karakter pada anak sejak dini. Sebab, anak-anak akan belajar berbagai karakter tokoh-tokoh pewayangan.
“Lewat Festival dalang cilik ini kami mengukuhkan Ngawi sebagai kota pusaka dan budaya sebagai barometer di Jawa Timur. Dengan demikian bisa jadi contoh kabupaten lain,”terang Mas Ony. Diharapkan kegiatan ini akan terus berlanjut untuk semakin menumbuh kembangkan minat generasi muda untuk mempertahankan dan melestarikan seni dan budaya khusunya kesenian wayang kulit.
Sementara itu Sri Hidayati sebagai perwakilan Muri menyapaikan selamta atas keberhasilan Kab. Ngawi atas prestasi dan pemecahan rekor dalam cili dengan 115 peserta dengan kelir sepanjang 120 meter. Sri Hariati juga menyebutkan bahwa Kab. Ngawi sebelumnya juga memecahkan rekor muri mulai dari pembuatan kripik tempe sepanjang 52 meter pada Agustus 2007, Makan nasi bungkus daun jati dengan lauk ikan dengan peserta 2.840 pada april 2007, Pagelaran tari Orek-orek dengan peseta 15.124, pagelaran wayang kulit serentak di tempat terbanyak di 19 kecamatan se Kabupaten Ngawi dengan 60 dalang, 60 waranggono serta 500 pengrawit pada Agustus 2016, jalan sehat mengenakan sarung dengan peserta terbanyak 55.658 peserta pada Agustus 2016, dan yang terbaru kemarin 3 September 2017 yaitu penerbangan Paramoter dengan penerbang terbanyak 44 Paramotor. Dan pada hari ini 7 September 2017 kami dari museum rekor dunia Indonesia berkesempatan hadir lagi di Kabupaten Ngawi untuk mencatat sebuah pemecahan rekor pagelaran wayang kulit dalang bocah dengan kelir terpanjang 120 meter dan diikuti oleh 115 dalang bocah yang sebelumnya di pecahkan oleh Universitas Sebelas Maret (UNS) dengan 11 dalang dengan kelir 63,5 meter.