November 23, 2024

Melestarikan Budaya Ritual Keduk Beji Sendang Tawun, Ngawi

Ngawi – Pencangan program Ngawi Visit Year 2017 untuk mengenalkan berbagai wisata dan tradisi yang ada di Kabupaten Ngawi kepada wisatawan terus digelorakan oleh pemerintah. Salah satunya dengan memeriahkan tradisi budaya tahunan yang ada di Desa Tawun Kecamatan Kasreman yang disebut dengan acara “ Keduk Beji “ yang digelar pada hari selasa tanggal 4 Juli 2017. Hadir dalam acara ini Wakil Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono mewakili Bupati Ngawi Budi Sulistyono, Ketua DPRD Ngawi Dwi Riyanto Djatmiko beserta istri, Ibu Antik Budi Sulistyono, Unsur Forpimda, Kepala OPD Kabupaten Ngawi dan Muspika setempat.

Tradisi budaya ini merupakan sarana penghormatan kepada Eyang Ludro Joyo atas sumber penghidupan Keduk Beji. Prosesi upacara adat ini di awali ratusan warga Desa Tawun berkumpul di sumber berukuran 20 x 30 meter. Ritual dimulai dengan melakukan pengerukan atau pembersihan kotoran dengan mengambil sampah dan daun-daun yang mengotori sumber mata air Beji yang berada di Desa Tawun.

Acara yang digelar setiap tahun dan diperingati setiap hari Selasa Kliwon atau yang biasa digelar setiap masa panen raya selesai sedikit menampilkan hal yang berbeda. Kegiatan tahunan ini terlihat lebih beragam dan lebih meriah, banyak hal yang ditampilkan dalam tradisi tahunan kali ini diantranya drama kolosal yang menceritakan Eyang Ludro Joyo yang merupakan tokoh babat alasnya Desa Tawun dan beberapa tarian khas Kab. Ngawi.

Terkait dengan acara Keduk Beji yang terlihat berbeda Plt Dinas Pariwisata, Budaya,  Pemuda dan Olah Raga Yulianto Kusprasetyo menjelaskan bahwa kegiatan Keduk Beji tahun dikemas lebih artistic dari tahun-tahun kemarin. “ Kegiatan ini sengaja dikemas dengan penuh seni untuk menyambut tahun kunjungan Kab. Ngawi 2017 ”, terang Yulianto.

Dalam acara ini Wakil Bupati Ony Anwar Harsono turut serta memeriahkan acara dengan ikut masuk ke dalam kolam sumber mata air untuk berbaur bersama warga. Hal tersebut disambut dengan sangat antusias oleh warga yang sudah lebih dulu masuk didalam kolam.

Dikesempatan ini Mas Ony (sapaan akrab Wakil Bupati) mengatakan bahwa Ritual keduk Beji merupakan salah satu bentuk budaya di Kabupaten Ngawi yang harus terus dilestarikan karena ini merupakan peninggalan sejarah tradisonal masyarakat setempat yang tidak dipunyai daerah lain. Selain itu Budaya ritual keduk beji bisa menjadi daya tarik tersendiri untuk mendatangkan wisatawan lokal maupun luar Ngawi dan menjadi salah satu tempat destinasi wisata dalam mendukung Ngawi Visit Year 2017, ujar Wakil Bupati.

Sementara itu sesepuh Desa Tawun yang sekaligus menjadi juru silep ( juru selam ) dalam acara Keduk Beji Supomo menjelaskan,  bahwa kegiatan ini  merupakan salah satu cara untuk melestarikan adat budaya penduduk Desa Tawun sejak jaman dulu. Tujuan utamanya adalah mengeduk atau membersihkan Sumber Beji dari kotoran.

Menurutnya, inti dari ritual Keduk Beji terletak pada penyilepan atau penyimpanan kendi yang berisi air legen di pusat sumber air Beji. Pusat sumber tersebut terdapat di dalam gua yang terdapat di dalam sumber Beji sendiri. Ritual ini berawal dari (legenda) warisan Eyang Ludro Joyo yang dulu pernah bertapa di Sumber Beji untuk mencari ketenangan dan kesejahteraan hidup.

Dalam kesempatan ini Supomo juga mengapresiasi dengan apa yang dilakukan Pemerintah dalam membantu memeriahkan acara ini. Diharapkan tradisi Keduk Beji setiap tahunnya berjalan dengan baik dan meriah.(Rsg)