Sosialisasi dan Edukasi Keamanan Informasi di SMPN 2 Ngawi

Pada hari Selasa (18/02/2025) Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian Kabupaten Ngawi menyelenggarakan Sosialisasi dan Edukasi Keamanan Informasi dengan tema “Etika Bermedia Sosial untuk Pencegahan Cyberbullying dan Judi Online bagi Pelajar Kabupaten Ngawi”. Narasumber dalam kegiatan yang diikuti oleh ratusan pelajar SMPN 2 Ngawi tersebut adalah Siti Jariyah, psikolog RSUD dr. Soeroto Kabupaten Ngawi dengan mengambil tempat di Aula SMPN 2 Ngawi.
Kepala SMPN 2 Ngawi, Hary Supriyono, dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih atas terselenggaranya acara ini dan berharap dapat membantu pemerintah serta sekolah dalam memperkecil peluang terjadinya cyberbullying dan judi online di kalangan pelajar. Dalam kesempatan tersebut Hary juga berpesan bahwa di era digital ini generasi muda harus memiliki kebiasaan unggul yaitu selalu bangun pagi, beribadah, berolah raga, makan sehat dan bergizi.

“Selain itu juga gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat. Gerakan ini bertujuan untuk membentuk karakter anak yang kuat dan baik, sehingga visi Generasi Emas 2045 bisa terwujud,” tambahnya.
Wurianto Saksomo, Kepala Bidang Persandian dan Keamanan Informasi, mewakili Dinas Kominfo SP Ngawi menyampaikan bahwa media sosial memberikan ruang yang luas untuk meningkatkan kreativitas dalam membangun jati diri seseorang. Namun media sosial juga dapat menjadi media untuk menyebarkan konten yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

Merujuk hasil Survei Pemetaan Ruang Siber (SPRS) pada tahun 2024 yang dilakukan oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) terhadap Generasi Z, Wurianto mengatakan,“Instagram dan TikTok adalah media sosial yang paling sering digunakan yaitu Instagram sebanyak 33,60% dan TikTok sebanyak 33,09% responden. Media sosial lain yang juga banyak digunakan adalah YouTube sebanyak 23,72%, Facebook sebanyak 5,94%, dan X atau Twitter sebanyak 3,67%. Hasil tersebut menunjukkan platform berbasis konten gambar lebih digemari oleh pelajar daripada platform berbasis konten teks.”
Dalam materi sosialisasi, Siti Jariyah menyampaikan bahwa teknologi informatika membawa dampak positif antara lain memudahkan masyarakat dalam mencari informasi, memungkinkan komunikasi yang lebih cepat, mudah, dan tidak terbatas jarak, mempermudah segala bentuk transaksi, bisnis, dan pekerjaan, termasuk pekerjaan jarak jauh.
“Dengan teknologi informatika kita dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan koneksi baru. Selain itu juga menjadi media pembelajaran, hiburan, dan menyalurkan hobi, serta menghasilkan karya yang bermanfaat,” kata Siti yang juga Dosen Akademi Keperawatan Ngawi ini.

Namun di balik dampak positif, menurut Siti ada juga dampak negatif dari perkembangan teknologi informatika, yaitu individu menjadi malas untuk bersosialisasi secara fisik, konten negatif yang berkembang pesat, meningkatnya penipuan dan juga kejahatan siber, termasuk meningkatnya cyberbullying di kalangan pelajar.
“Cyberbullying adalah perundungan dengan menggunakan teknologi digital, bisa melalui media sosial, platform pengiriman pesan, platform game, maupun telepon seluler,” lanjut Siti. (Persandian)