Sosialisasi Keamanan Informasi bagi Pelajar SMAN 1 Ngawi
Di era digital saat ini, keamanan informasi menjadi salah satu aspek penting yang harus dipahami oleh semua kalangan, terutama pelajar. Dengan semakin banyaknya aktivitas online, pemahaman tentang cara melindungi data pribadi dan informasi penting lainnya sangatlah krusial. Pelajar merupakan generasi yang aktif menggunakan teknologi. Dari media sosial hingga platform pembelajaran online, risiko ancaman siber seperti pencurian identitas, penipuan, dan penyebaran informasi palsu semakin meningkat. Memahami keamanan informasi akan membantu para pelajar melindungi diri mereka dari berbagai risiko yang ada.
Mengingat pentingya keamanan siber tersebut Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian Kabupaten Ngawi menyelenggarakan Sosialisasi Edukasi Kesadaran Keamanan Informasi bagi Pelajar Kabupaten Ngawi di Aula SMA Negeri 1 Ngawi, Kamis (24/10/24) yang diikuti ratusan siswa SMA Negeri 1 Ngawi, dengan narasumber dari taruna Politeknik Siber dan Sandi Negara.
Dalam sambutannya, Wurianto Saksomo, Kepala Bidang Persandian dan Keamanan Informasi Dinas Kominfo SP, menyampaikan bahwa sosialisasi keamanan informasi di kalangan pelajar sangat penting untuk membangun kesadaran akan risiko yang ada di dunia digital. Dengan memahami dan menerapkan prinsip keamanan informasi, pelajar dapat melindungi diri mereka sendiri dan informasi yang mereka miliki.
“Edukasi kesadaran keamanan informasi bagi pelajar tidak hanya melindungi dari risiko digital, tetapi juga membekali dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk beroperasi dengan aman dan etis di dunia digital. Dengan memprioritaskan edukasi ini, kami berupaya membantu membangun generasi yang lebih tanggap dan bertanggung jawab dalam menggunakan teknologi. Mari kita ciptakan lingkungan digital yang lebih aman bagi generasi mendatang,” pesan Wurianto mengakhiri sambutan.
Kemudian acara dilanjutkan dengan paparan dari taruna Politeknik Siber dan Sandi Negara, diantaranya Muhammad Lucky, Ferdinand Setyo, Syifa Jauza, dan Rheva Anindya dengan bahasan pentingnya menjaga data pribadi di era digital.
Di sela kegiatan ini juga dilakukan simulasi phishing, atau bentuk penipuan online di mana penyerang mencoba untuk memperoleh informasi sensitif dengan menyamar sebagai entitas yang tepercaya.
Taktik ini, menurut Muhammad Lucky, seringkali melibatkan pengiriman email, pesan teks, atau tautan yang tampak sah, tetapi sebenarnya mengarahkan korban ke situs web palsu. (Persandian)