Dinkes Kabupaten Ngawi Koordinasi Penanganan Difteri
NGAWI. Data Kementrian Kesehatan menunjukkan sampai dengan November 2017 ada 95 Kabupaten / Kota di 20 Provinsi yang melaporkan kasus difteri, secara keseluruhan terdapat 622 kasus 32 diantaranya meninggal dunia. Sementara pada kurun waktu Oktober hingga November 2017, ada 11 Provinsi yang melaporkan KLB Difteri.
Difteri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium Diptheriae yang menular dan berbahaya. Penyakit ini bisa mengakibatkan kematian lantaran sumbatan saluran nafas atas toksinnya yang bersifat patogen menimbulkan komplikasi miokarditis (peradangan pada lapisan dinding jantung bagian tengah), gagal ginjal, gagal nafas dan gagal sirkulasi.
Kementrian Kesehatan sudah menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) karena setidaknya ada 20 Provinsi yang melaporkan kasus difteri.
Menyikapi wabah difteri Pemerintah Kabupaten Ngawi melalui Dinas Kesehatan mengadakan pertemuan koordinasi dengan OPD dan Kecamatan se Kabupaten Ngawi guna memutus rantai penularan dan mencegah semakin meluasnya kasus difteri khususnya di Kabupaten Ngawi, Dinas Kesehatan melaksanakan Outbreak Response Immunizatien (ORI) Difteri.
Bertempat di Pendopo Wedya Graha Kabupaten Ngawi 07/02/2018, acara dihadiri Bupati Ngawi Budi Sulistyono, Wakil Bupati Ony Anwar Harsono, Sekda Mokh. Sodiq Triwidiyanto, Wakapolres Ngawi Kompol Hartono, Perwakilan KODIM 0805 Ngawi, Danyon Armed 12 Kostrad Letkol Arm Wahyu Sujatmiko,Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Ngawi dr. Sigit Darmadji, dr. Spesialis Anak Siswanto Basuki, Kepala OPD Kabupaten Ngawi dan Camat se Kabupaten Ngawi serta dr. puskesmas se Kabupaten Ngawi.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan dr. Yudhono melaporkan kepada Bupati Ngawi Budi Sulistyono bahwa difteri adalah penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Upaya untuk mencegah terhadap difteri sudah dilakukan melalui imunisasi lanjutan anak di bawah usia 18 tahun. Peserta pemberian boster pada anak SD / MI, kelas I, II, dan V, namun hasilnya belum maximal karena imunisasi masih di bawah target dan tidak merata di semua desa.
Pencapaian urusan difteri di wilayah Jawa Timur termasuk di Kabupaten Ngawi masih belum berhasil membentuk gambaran kelompok, sehingga secara seporadis masih muncul kasus insiden. Pada awal Januari 2018 telah terjadi peningkatan kejadian difteri hampir semua Kabupaten / Kota di Jawa Timur. Sehingga dikatakan oleh Gubernur Jawa Timur dalam keadaan darurat KLB.
Di seluruh Rumah Sakit dan Puskesmas di wilayah Ngawi terus melakukan pengamatan ketat terhadap kasus – kasus penyakit yang mengarah kepada difteri dan selanjutnya dilaporkan ke Dinas Kesehatan.
Gerakan imunisasi massal difteri penanggulangan KLB di Provinsi Jawa Timur termasuk di Kabupaten Ngawi dilakukan tiga (3) putaran yaitu bulan Februari, Juli dan November dengan sasaran anak usia 1 tahun sampai usia 19 tahun sebanyak 204.226 orang. Respon cepat gerakan imunisasi massal difteri KLB dimaksudkan untuk memutuskan rantai penularan penyakit serta memberikan kekebalan difteri kepada anak – anak yang masuk kategori.
Imunisasi massal difteri akan dilakukan di pos pelayanan yang terdapat di posyandu, PAUD, TK, RA, SD / MI, SMP / MTS, SMA / MA serta instansi pendidikan yang diselenggarakan oleh pondok pesantren dengan pos sebanyak 2.733 pos.
Mengingat penyelenggaraan imunisasi massal ini mencakup lebih banyak 12 kali dari sasaran rutin, maka telah disiapkan dan di latih tenaga vaksinnator dari para medis puskesmas sebanyak 504 petugas yang terlatih dan konsisten.
Logistik berupa vaksin, spet sekali pakai dan keperluan imunisasi disediakan Pemerintah Pusat. Dalam hal dilakukan secara bertahap diambil di Surabaya.
Sosialisasi kegiatan poli kepada masyarakat atau kampanye imunisasi massal difteri di daerah rawan penolakan serta pertemuan kode etik tingkat Kecamatan yang terkait Kabupaten sudah terproses pertengahan bulan Januari 2018. Pada tanggal 4 Februari kami mengundang 4 orang, kami jelaskan teknik operasional ORI agar tidak terjadi human eror pelayanan imunisasi massal di Kabupaten Ngawi.
Output kegiatan dari imunisasi difteri ini adalah tercapainya kesepakatan bersama seluruh lintas sektor organisasi profesi, ormas, tokoh agama, perwakilan masyarakat utuk berperan aktif mendukung pelaksanaan imunisasi massal difteri dengan capaian 90 % merata di semua pihak.
Memberikan sambutannya Bupati Ngawi Budi Sulistyono menyampaikan bahwa melaksanakan imunisasi, bagaimana mengatur strategi agar Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri bisa ditangani secara sempurna. Apabila terjadi KLB penanganan difteri segera dilaksanakan dengan pencegahan agar tidak menular kepada orang lain.
Bupati memerintahkan agar Kecamatan dan Forpimka bekerjasama melakukan penanganan difteri dengan Dinas Kesehatan melalui Puskesmas. Penangan yang belum sesuai harapan Bupati mengajak semua lintas sektoral untuk segera diskusi mengatasi masalah difteri langsung pada sasaran secepat – cepatnya. “Rumah sakit, Puskesmas tidak cukup dengan sosialisasi saja, tapi bagaimana melakukan eksen bersama – sama”, ujar Budi Sulistyono Bupati Ngawi. (Kominfo)