November 22, 2024

Kabupaten Ngawi terus tunjukkan prestasi, kali ini Pemkab Ngawi meraih penghargaan skala nasional di bidang usaha mikro kecil menengah (UMKM). Anugerah Paramakarya 2017 yang diserahkan langsung Wakil Presiden Jusuf Kalla di kantor Kementerian Ketenagaakerjaan, Jum’at  08 desember 2017.

Penghargaan ini merupakan bukti bahwa Pemkab Ngawi serius dan konsistensi dalam mendorong eksistensi para pelaku usaha home industry lokal. Dalam masa jabatan Bupati Budi Sulistyono dan Wakil Bupati Ony Anwar Harsono sektor UMKM memang menjadi sebuah prioritas serius. Seiring dengan banyaknya masyarakat Ngawi yang berkecimpung dalam usaha rumahan tersebar di kecamatan dan pedesaan. Terutama para perajin limbah kayu jati yang sudah menjadi ikon Kabupaten Ngawi.

” Salah satu yang paling terkenal di usaha kerajinan kayu wood cladding (dinding kayu jati limbah di Ngawi) yang dikelola oleh UD Java Gedeg, kerajinan ini bisa meraih penghargaan skala menengah,” terang Bupati Ngawi Budi Sulistyono.

Penghargaan Anugerah Paramakarya hanya diberikan kepada 15 perusahaan kecil, 14 skala menengah dan satu perusahaan skala besar. Anugerah ini merupakan bagian dari bonus yang diperoleh melalui pengembangan pelaku usaha lokal. Sejak lama Pemkab Ngawi berupaya mengangkat ikon-ikon industri agar menjadi referensi utama para eksportir. Upaya itu difokuskan pada periode kedua masa kepemimpinan Budi Sulistyono bersama Ony Anwar Harsono. Pada 2015 Pemkab Ngawi meminta satker satker terkait untuk mengenalkan semua produk unggul. ”Terutama yang sumber dayanya melimpah di Ngawi, termasuk bonggol kayu jati,’’ ucap Bupati.

Dalam hal ini Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Tenaga Kerja (DPPTK) mempunyai peran penting dalam memasarkan industri kreasi tangan-tangan terampil perajin Ngawi. Kemudian produk tersebut secara konsisten diikutkan dalam berbagai ajang pameran di berbagai tempat. Baik skala provinsi, nasional, hingga mancanegara termasuk daerah-daerah pusat wisata, seperti Bali. Selain itu diharapkan Ngawi memiliki galeri sendiri untuk memamerkan produk industrinya sebagai daya tarik para komsumen untuk membelinya dalam jumlah besar.

Tak ingin merasa puas, Kanang meminta DPPTK menginventarisir problem yang mengganjal perajin lokal. Dimulai dengan hal-hal apa saja yang dibutuhkan pengusaha agar dapat berkembang mulai dipilih. Dengan demikian bisa diharapkan mampu membawa produk pada pembeli skala menengah atas tanpa harus ikut daerah lain yang sebelumnya menjadi pihak ketiga.

Bupati menyebutkan salah satu persoalan yang ditemukan, yakni minimnya pengusaha yang memenuhi berbagai izin sebelum dipasarkan. Pun persoalan terbatasnya sumber daya manusia (SDM) yang memiliki keahlian di bidang usaha tersebut. ”Maka kami minta DPPTK untuk mendampingi pengusaha yang ingin memproses izin, dan memberikan pelatihan bagi calon tenaga kerja yang ada di Ngawi,’’ tambahnya.

Sementara itu Kepala DPPTK Ngawi Yusuf Rosyadi mengatakan bahwa penghargaan tersebut tidak dapat terwujud tanpa peran aktif pelaku usaha Ngawi. Antusiasme yang dilakukan para pengusaha yang kooperatif dalam mendukung program pemerintah mengembangkan usaha mereka cukup tinggi. Sehingga, program peningkatan potensi daerah dapat berjalan seperti yang diharapkan.

Yusuf menambahkan, bahwa pengembangan usaha yang sama juga sedang getol dilakukan untuk batik Ngawi. Saat ini, batik Ngawi sudah mulai dikenal di nusantara dan beberapa kali ikut pameran skala internasional.’’Batik Ngawi sudah dikenal di Malaysia, Jepang, bahkan beberapa waktu lalu pernah dipakai desainer asal Surabaya untuk ikut fashion di London,’’ pungkasnya.