Pameran Lukisan Dan Benda Museum Ajang Mencari Bakat Dalam Peringati Hari Jadi Ngawi Ke 659
Ngawi-Dalam rangka memperingati hari jadi Ngawi yang ke 659, Pemerintah Kabupaten Ngawi melalui Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olah Raga mengadakan pameran lukisan dan benda museum di gedung Eka Kapti Ngawi tanggal 26 sampai 30 Juli 2017. Beberapa jenis lukisan dipamerkan dalam acara ini antara lain jenis abstraksionisme, ekspresionisme, impresionisme, realisme, romantisme, dan naturalism serta beberpa benda pusaka.
Pameran yang berlangsung selama 4 hari ini di buka oleh Bupati Ngawi Budi Sulistyono, dengan diikuti Plt. Kepala Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olah Raga Yulianto Kusprasetyo, Kepala Dinas Pendidikan Abimanyu serta KUPT Dinas Pendidikan se Kabupaten Ngawi, Guru seni, seniman dan budayawan.
Mengawali acara ini Plt. Kepala Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olah Raga Yulianto Kusprasetyo melaporkan tentang dasar diadakannya pameran ini adalah program bidang kebudayaan dalam rangka menggali, melestarikan dan mengembangkan seni budaya sekaligus mencari pelukis berbakat dari generasi muda. Selain itu acara ini bertujuan sebagai ajang kreatifitas seni lukis ditingkat Kabupaten untuk bisa berkiprah ditingkat Nasional.
Pameran ini diikuti oleh para pelukis yang ada di Kabupaten Ngawi dan ada juga beberapa pelukis dari Kabupaten terdekat seperti Madiun, Ponorogo, Magetan dan Pacitan. Dari 7 UPT Dinas Pendidikan siswa-siswi SD/MI, SMP/MTS dan SMA/MA juga ikut memamerkan karyanya. Pada pameran ini dihadiri pula dari bidang permuseuman Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang juga akan menampilkan benda-benda museum yang ada disalah satu koleksi Daerah Istimewa Yokyakarta dan akan mengikuti selama kegiatan ini berlangsung, terang Yulianto Kusprasetyo.
Pada kesempatan ini Bupati Ngawi Budi Sulistyono mengawali sambutannya dengan salam Ngawi ramah dan menjelaskan salam Ngawi ramah adalah budaya baru dalam mengawali sambutan setelah salam dengan bertepuk tangan agar orang selalu ramah dan tersenyum, begitu disampaikan Bupati kepada perwakilan Dinas Kebudayaan DIY beserta rombongan dan seniman maupun budayawan yang hadir dalam pameran ini. Bupati dalam hal ini mengatakan bahwa Ngawi adalah gudangnya pelukis tapi hanya sebagai dasar, begitu menginjak selanjutnya kita menjadi awam karena jarang orang Ngawi yang menggantungkan masa depan sebagai profesi seorang pelukis.
Maka jiwa interprainer ini harus dikembangkan karena dengan profesi ini kita bisa menggaji diri sendiri. Dengan sentuhan-sentuhan dan berbagi ilmu dari Dinas Kebudayaan DIY dan seniman maupun budayawan pelukis Ngawi agar bisa berkembang menyalurkan bakatnya. Lukis ini seni yang subyektif karena seni lukis diukur dengan kesenangan seseorang bukan dengan rupiah. Disampaikan pula oleh Bupati Budi Sulistyono bahwa antara agama dan budaya ini tidak boleh terpisahkan. Agama harus diperkokoh dan budaya harus dijaga, dikembangkan, bukan berarti kita menghilangkannya.
Diakhir sambutannya Bupati mengharapkan suatu saat untuk di fasilitasi oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga bagaimana pelukis dari DIY bisa ikut pameran di Ngawi, ujar Bupati.