March 29, 2024

Ngawi- Lahirnya Pancasila diawali pidato Soekarno yang disampaikan dalam sidang Dokuritsa Junbi Cosakai atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) pada tanggal 1 Juni 1945. Dalam pidato inilah berasal rumusan awal Pancasila  pertama kali dikemukakan oleh Soekarno sebagai Dasar Negara Indonesia merdeka. Pidato ini pada awalnya disampaikan oleh Soekarno secara aklamasi tanpa judul dan baru mendapat sebutan “Lahirnya Pancasila” oleh mantan BPUPK Dr. Radjiman Widyodiningrat dalam kata pengantar buku yang berisi pidato yang kemudian dibukukan oleh BPUPK. Dan baru pada tahun 2017 ini oleh Pemerintah ditetapkan sebagai hari libur nasional untuk memperingati hari lahir Pancasila I Juni 1945 .

Tepat pada tanggal 1 Juni 2017 Pemerintah Kabupaten Ngawi menyelenggarakan upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila yang bertempat di alun-alun merdeka Kabupaten Ngawi. Upacara dihadiri Bupati Ngawi Budi Sulistyono beserta Ibu, Plt. Sekda Mokh.Sodiq Triwidiyanto, Ketua DPRD Dwi Riyanto Djatmiko beserta Ibu, unsur Forpimda, Kepala OPD Kabupaten Ngawi, Kemenag Ngawi, Ibu-ibu PKK, Persit, Bhayangkari, Dharma Wanita dan Organisasi wanita. Untuk tema Hari Pancasila tahun ini “ Saya Indonesia, Saya Pancasila”

Dalam peringatan Hari Pancasila 1 Juni 2017 Bupati Ngawi Budi Sulistyono memipin Upacara dipimpin dengan diikuti peserta upacara dari anggota TNI-POLRI, SATPOL PP, ASN, Ormas, Satgas Partai dan Pelajar. Adapun yang bertindak sebagai Komandan Upacara dari KODIM 0805 Ngawi.

Dalam pidato yang dibacakan oleh Bupati Budi Sulistyono, President Jokowi menekankan bawa Pancasila merupakan dasar bernegara dan bermasyarakat. Pancasila 1 Juni merupakan hasil perumusan pendiri negara setelah proses musyawarah yang melibatkan elemen di Nusantara.

Selain itu Presiden juga mengajak seluruh warga Indonesia harus bahu-membahu menggapai cita-cita bangsa sesuai dengan Pancasila. Tidak ada pilihan lain kecuali seluruh anak bangsa harus menyatukan hati, pikiran, dan tenaga untuk persatuan dan persaudaraan. Tidak ada pilihan lain kecuali kita harus kembali ke jati diri sebagai bangsa yang santun, berjiwa gotong royong dan toleran. Tidak ada pilihan lain kecuali kita harus menjadikan Indonesia bangsa yang adil, makmur, dan bermartabat di mata internasional.

Selanjutnya President juga mengajak peran aktif para ulama, ustadz, pendeta, pastor, bhiksu, pedanda, tokoh masyarakat, pendidik, pelaku seni dan budaya, pelaku media, jajaran birokrasi, TNI dan Polri serta seluruh komponen masyarakat untuk menjaga Pancasila. Pemahaman dan pengamalan Pancasila dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara harus terus ditingkatkan. Ceramah keagamaan, materi pendidikan, fokus pemberitaan dan perdebatan di media sosial harus menjadi bagian dalam pendalaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila.

Dan mengakhiri sambutannya Presiden mengucapkan Selamat Hari Lahir Pancasila. Kita Indonesia, Kita Pancasila. Semua Anda Indonesia, semua Anda Pancasila. Saya Indonesia, saya Pancasila.

Dalam kesempatan yang sama Bupati Ngawi juga mengatakan bahwa Generasi muda kita jangan sampai diracuni oleh intolenrasi dan paham paham yang tidak mengerti dengan agama orang lain tidak memahami adat orang lain. Paham gotong royong dan kebersamaan harus di terapkan disemua lapisan, saling menghargai adalah kunci dan kesantunan adalah nafas kita gerakan kita.

“Bersyukur ini dilaksanakan seperti ini, libur tapi tetap ada upacara. Ini yang benar-benar fundamental. Dan yang paling penting bagaimana mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Maka Pancasila adalah ideologi, ideologi adalah doktrin sesuai dengan strata pendidikan. Jangan sampai ini hanya sekedar wacana saja tapi juga aplikasinya” ujar Bupati Ngawi.(Rsg)